Example floating
Example floating
Berita

ABS Bos Besar Timah Ilegal? Dugaan Kuat Dibalik Jaringan Mafia Timah

474
×

ABS Bos Besar Timah Ilegal? Dugaan Kuat Dibalik Jaringan Mafia Timah

Sebarkan artikel ini
Example 468x60
Foto: Ilustrasi

Bangka Tengah – Nama ABS semakin santer terdengar sebagai salah satu penampung pasir timah ilegal terbesar di wilayah Kabupaten Bangka Tengah, khususnya di Lubuk Pabrik, Kecamatan Lubuk Besar. Pria yang disebut-sebut memiliki jaringan luas dalam bisnis pasir timah ilegal ini, diduga mengendalikan sindikat yang melibatkan banyak penambang liar serta sejumlah pihak yang membantunya dalam mengamankan bisnis ilegal tersebut.

Informasi yang berhasil dihimpun Tim Journal menyebutkan, bahwa ABS memiliki banyak anak buah yang bertugas membeli pasir timah dari para penambang ilegal. Jaringannya begitu kuat sehingga sulit bagi aparat penegak hukum untuk menindak aktivitasnya. Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah dugaan keterlibatan kelompok warga dalam menghalangi pihak luar yang mencoba mengungkap aktivitas ilegal ini.

Berdasarkan keterangan beberapa sumber, situasi di Kecamatan Lubuk Besar, terutama di daerah yang menjadi basis ABS, cukup mencekam bagi oknum wartawan yang ingin mengungkap fakta seputar bisnis pasir timah ilegal. Sejumlah jurnalis dan aktivis yang berusaha melakukan peliputan di wilayah tersebut dilaporkan mengalami intimidasi, bahkan tindak kekerasan dari sekelompok orang yang mengatasnamakan warga.

Isu tentang adanya ancaman terhadap wartawan yang memasuki daerah tersebut sudah lama beredar. Bahkan, menurut sejumlah jurnalis di Bangka Belitung, setiap upaya peliputan terkait mafia timah ilegal di wilayah ABS bisa berujung pada aksi pengeroyokan. Namun, dugaan ini bukan sekadar rumor belaka.

“Benar, sudah ada beberapa kasus oknum wartawan yang menjadi korban kekerasan dan intimidasi di sana,” ungkap seorang sumber di hadapan tim journal yang enggan disebutkan namanya. Selasa siang (04/03/25).

Bukti nyata dari isu ini terlihat pada tahun 2024 lalu, ketika dua orang wartawan mengalami kekerasan saat mencoba meliput aktivitas pertambangan dan pembelian pasir timah ilegal di Desa Lubuk Pabrik, Kecamatan Lubuk Besar. Mereka diserang oleh sekelompok orang yang diduga merupakan bagian dari jaringan yang melindungi bisnis timah ilegal.

Tak hanya wartawan, aktivis dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) juga menjadi sasaran kekerasan. Salah satu korban dari kalangan LSM bahkan mengalami luka serius akibat serangan brutal dari kelompok yang sama.

“Tahun kemarin, ada kejadian tindak kekerasan terhadap sejumlah wartawan dan LSM yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan warga Lubuk Pabrik,” tambah sumber tersebut.

Situasi ini tentu menjadi perhatian serius bagi kebebasan pers dan perlindungan aktivis di Bangka Belitung. Jika benar ada kelompok yang dengan sengaja mengintimidasi hingga melakukan kekerasan terhadap wartawan dan aktivis yang mencoba mengungkap kejahatan tambang ilegal, maka ini bukan hanya soal ekonomi gelap, tetapi juga ancaman terhadap hukum dan demokrasi.

Fenomena kekerasan terhadap wartawan dan aktivis di Lubuk Pabrik, menunjukkan betapa kuatnya pengaruh jaringan mafia timah di Lubuk Pabrik, Lubuk Besar, Bangka Tengah. Hingga saat ini, belum ada tindakan tegas dari pihak berwenang untuk menindak pelaku dan membongkar jaringan bisnis ilegal ini.

Pengamat menilai bahwa kejahatan semacam ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Selain merusak lingkungan akibat pertambangan liar, aktivitas ini juga berpotensi merusak tatanan sosial dan hukum di daerah tersebut.

“Aparat penegak hukum harus segera bertindak. Jika dibiarkan, maka kekerasan dan ancaman terhadap wartawan serta aktivis akan terus terjadi. Ini bukan hanya masalah ekonomi, tapi juga masalah keadilan dan hak asasi manusia,” ujar Dr (c) Rian Maulana Said, S. E., S. H., M. H. melalui sambungan telepon seluler. Selasa sore (04/03/25).

Publik berharap, pihak berwenang segera turun tangan untuk mengusut tuntas jaringan mafia timah ilegal di Wilayah Lubuk Pabrik. Langkah tegas dari kepolisian dan instansi terkait sangat dibutuhkan guna menghentikan praktik ilegal yang telah berlangsung cukup lama. Selain itu, perlindungan terhadap jurnalis dan aktivis yang berusaha mengungkap kebenaran juga harus menjadi prioritas.

Terkait ABS dan jaringannya hanyalah salah satu contoh dari banyaknya kasus pertambangan ilegal di Bangka Belitung. Jika tidak ada tindakan nyata, bukan tidak mungkin praktik serupa akan terus berkembang dan semakin sulit untuk diberantas.

Hingga berita ini ditayangkan, ABS belum dapat dikonfirmasi karena tidak bisa dihubungi via telepon, demi sebuah keamanan awak media tak berani mendatangi lokasi rumahnya.

(TIM JOURNAL)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *